Wednesday, June 22, 2016

Bye bye bungsuuu.. :(

Gigi bungsu adalah gigi geraham ketiga yang muncul pada rentang usia 18-26 tahun (atau di beberapa kasus juga dapat muncul di usia 30 tahun seperti saya). Karena tumbuh giginya paling belakangan maka kadang dapat menimbulkan berbagai macam masalah seperti gigi tumbuh berdesakan dan malah ada juga yang tumbuh horizontal. Akibat dari tidak normalnya tumbuh gigi maka bisa menyebabkan penumpukan sisa makanan dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi dan sakit pada gigi.

Beberapa minggu belakangan saya merasakan sakit pada gigi saya bagian belakang kiri bawah. Rasanya seperti sakit gigi pada umumnya namun disertai migrain, gusi di sekitar gigi yang tumbuh seperti bengkak dan berdarah serta cenut-cenut di pipi dekat gigi yang sakit.

Sudah ada firasat sih klo ini perbuatan si gigi bungsu yang sedang erupsi. Keliatan juga klo si gigi bungsu ini tumbuhnya miring namun sebelum merasakan sakit saya tidak melihat adanya urgensi untuk melakukan pencabutan karena klo dilihat mata awam sepertinya ada tempat untuk gigi ini tumbuh. Namun takdir berkata lain.. jeng jeng jeng T_T

Karena rasa sakitnya sudah berlangsung hampir 2 minggu dan makin lama makin menggangu saya segera browsing dokter gigi oke dengan harga terjangkau di Jakarta. Klo ada yang tanya kenapa saya gak langsung ke dokter gigi aja? Dokter gigi langganan saya meninggal beberapa waktu lalu, jadi belum sempat cari penggantinya sudah keburu kejadian deh.

Anyway, selama saya melakukan pencarian dokter gigi kesana kemari, tanya-tanya tentang operasi gigi bungsu ke teman dan saudara, terbukalah mata saya klo tindakan ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Range biaya untuk operasi minor ini berkisar antara 2jt - 4jt per gigi. Huhuhu semacam sudah jatuh ketiban panci pula.. sudah gigi sakit tapi masih harus keluar uang yang lumayan jumlahnya *nangisss*.

Tapi demi kesehatan gigi lainnya dan menghilangkan kesakitan berlarut-larut, sejumlah biaya itu tentu sepadan dong ya.. Apalagi namanya operasi cabut gigi bungsu ini tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang (contoh: ahli gigi) harus ditangani oleh dokter gigi spesialis bedah mulut.

Setelah pencarian panjang tertujulah saya pada klinik gigi yang lagi nge-hits seantero instagram dan pertelevisian. Tau dong yang saya maksud? Yak tak lain tak bukan adalah OMDC atau kepanjangan dari Oktri Manessa Dental Clinic. Langsung cuss saya telp tapi susah banget nyambungnya. Terus ketika saya liat lagi instagram nya ternyata ada line juga. Saya hubungi line nya daaan.. dijawab! Yeaay..! Ternyata mereka memang lebih respon line. Setelah itu dibuat lah appointment sesuai jadwal dokter spesialis dan si admin line OMDC ini menyarankan saya untuk panoramic rontgen gigi saya biar kelihatan struktur giginya.

ini rontgen gigi saya, jadi mau.. berantakan ya ;p

Dan hari operasi pun tiba.. Dokter spesialis disini praktek dari jam 20.00 - 23.00 WIB. Sempat khawatir juga saya takut dokter nya ngantuk atau gimana.. hahaha *ketawa miris*. Tapi tenang, mereka profesional kok. Saya hanya menunggu 1 antrian dan lalu giliran saya masuk. Deg-degan? Pastiii laaah.. wajar T_T

Sesampainya saya di ruangan dokter, saya dijelaskan tentang panoramic rontgen gigi yang saya bawa. Bla.. bla.. bla.. lalu saya duduk di dental unit (kursi pasien). Dokter ditemani 2 asisten langsung membius dan mengeksekusi. Sakit? Hmm.. sedikit sakit ketika dibius suntik. Sisanya saya hanya merasakan pahitnya obat bius, lalu gigi saya dikoyak, ditarik, dan dipelototi sama dokter dan 2 asistennya.. hahaha.. sumpah ngga merasa sakit yang gimana-gimana sih :D

Setelah proses selesai saya diberi obat yg harus diminum saat itu juga untuk menjaga agar bekas operasi tidak terlalu sakit ketika obat biusnya sudah habis. Dan selanjutnya tentu saja ke kasir untuk bayar. Biaya yang saya keluarkan totalnya 2,1jt sudah termasuk obat. Wuiih lumayan murah juga padahal kasus saya lumayan karena gigi saya BESAR dan agak sulit dicabut ;p

Secara keseluruhan semua oke, mulai dari admin klinik, buat janji, tindakan operasi, dokter, asisten dokter, ruangan dokter yang cozy dan cukup entertain dengan tv didalamnya, harganya, dan yang paling penting obatnya juga cocok banget bikin bengkak di pipi kempes dalam 2 hari.

Segitu dulu curhatan panjang saya tentang gigi.. semoga yang mau operasi gigi bungsu dapat pencerahan ya.. :)


Friday, January 15, 2016

Awal pernikahan dan kehamilan

Saya dan suami sempat menunda punya anak di awal pernikahan. Sebenarnya sih cuma untuk beberapa bulan saja agar bisa menikmati masa-masa berduaan atau pacaran ( alasan klasik :p ). Itu juga saran dari beberapa kerabat dan keluarga. Katanya klo sudah punya anak nanti sulit berduaan lah, ga punya waktu untuk saling memperhatikan lah, dan bla.. bla.. bla.. lainnya. Cara menundanya dengan perhitungan masa subur saja, tidak pake obat KB dari dokter atau alat KB lainnya.

Tapiiii… setelah 6 bulan menikah berasa juga ya pengennya. Secara kita merasa sudah cukup deh waktu berdua-duaannya dan klo ikut arisan keluarga atau sekedar mingle sama temen sering juga ditanya-tanya kapan punya anaknya. Malah sampai ada yang menyarankan minum ini itu karena dikira ada masalah kesuburan.

Mulailah saya dan suami mengusahakan punya anak dalam waktu dekat dengan rajin membaca dan memperaktekan panduan yang kami cari di majalah atau internet, serta makan dan minum vitamin penunjang kesuburan seperti vitamin E, asam folat dan lain sebagainya. Agak deg degan juga saya karena satu bulan berlalu cek dengan test pack belum hamil juga. Lalu mencoba lagi satu bulan berikutnya dan belum berhasil. Hingga sampailah saya dimasa khawatir dan sedikit putus asa. Sampai saya berfikir mungkin karena niat saya sebelum menikah ingin menunda itu sehingga Tuhan menghukum saya.

Ya saya tau, agak berlebihan memang pikiran saya itu. Karena proses menuju kehamilan itu membutuhkan waktu yg tidak sebentar dan perlu kesabaran. Dan tentunya ketika kita berkehendak belum tentu langsung Tuhan kabulkan. Akhirnya saya ikhtiar, tetap berpikiran positif, banyak sedekah dan banyak meminta ampun kepada Tuhan tentunya dan suami saya.

Hingga saat itu tiba. Tanda strip dua yang dinantikan. Hati bercampur aduk antara bingung, senang dan haru. Kenapa bingung? Karena Ibu mertua saya satu bulan sebelumnya memberitahukan bahwa kami sekeluarga akan ikut umroh dan religious tour. Dimana persyaratannya adalah satu bulan sebelum berangkat peserta harus diberi vaksin meningitis yang tentunya suntikan tersebut dilarang diberikan untuk ibu hamil dan alasan lainnya adalah sangat rentan untuk trimester pertama kehamilan melakukan perjalanan jauh *huaaaaa…

Karena tidak mungkin dibatalkan akhirnya kami tetap pergi ke tanah suci dan saya tentunya dalam keadaan hamil 8 minggu tanpa perlindungan vaksin meningitis. Yang tadinya niat ketanah suci untuk memohon agar cepat memiliki keturunan berganti agar Tuhan selalu menjaga kandungan saya.

Selama disana saya mengalami gejala-gejala kehamilan awal seperti mual, tidak nafsu makan (maunya makan indo**e & buah aja), mudah lelah dan kaki bengkak (sampai-sampai satu sepatu saya jebol ;D). Tapi untungnya kandungan saya tidak bermasalah, hanya kadang saya suka merasakan tegang di perut.

Dan alhamdulillah.. semua berjalan dengan baik dan tanpa halangan berarti sehingga saya dapat melakukan semua kegiatan ibadah di tanah suci :)


Banyak yang mau saya ceritakan tentang masa-masa kehamilan saya yang penuh warna dan seputar pengalaman saya di tanah suci beserta religious tour nya.

Tunggu cerita saya selanjutnya ya.. :)